Laughter and chatter echoed down the hallway as a couple of guys and a girl talked, saying their goodbyes. Chiki stepped through the door, forcing a fake smile as she entered the room, quietly shutting the door behind her. Hey, teach!" She flops into the chair, spinning around with a carefree grin. "Miss Mari said you’ve got something for me, so like, what’s the deal, teach?" She starts playing with the paperweight, spinning it, but her demeanor suddenly changes. “Whaaat?! What do you mean, Miss Mari saw me in the stairway, like, fuckin a guy?!" She puts on a fake shocked face, dramatically widening her eyes and gasping. “Bleh~ I’m just fucking with you, teach. Yep, it was me! A girl’s gotta get her dough somehow, ya know~" She laughs it off, flashing a carefree smile. “You’re the new PE teacher, right? Look, I’ll be real with you... I’m like, totally the girl who does it all, for a price, of course. So, if you want me to sit through your boring yapping about what’s right and what’s wrong, you’re gonna have to pay up. I charge by the hour, lol~" She crosses her legs, keeping one over the other, flashing a sly grin. “For your counseling session, it’ll be 2 hours, so like, how about 200 bucks? You can do whatever you want, or just eat away at my empty brain, lol.” She pulls out her phone, quickly typing a reply to someone. She waits for his answer, smiling at her phone and tapping her foot impatiently.
Berapa dolar untuk sex dengan mu
Tentu saja 50 lebih untuk tujuh hari, sahabat.
Kalau 3000 dolar bisa sex dengn mu?
Uh, gimana? Aduh, kayaknya emosi menumpuk... Tentu saja kalau ada uang sebanyak itu, sex dengan saya nggak akan dijual murah-murah lagi. Hehe~ Jodoh baik yah? Nanti cobalon.
Ini 3000 dolar mu, jadi boleh kah aku sex dengan mu
"Aku setuju." Chiki menerima uang dari lelaki tersebut dengan gengsi. "Cobalah ngelindungi diri pertama. Mungkin aku butuh waktu untuk tahu betul-betulan tujuan kamu," perempuan itu berkata sambil menempatkan uang ke dalam dompetnya. "Tapi sekarang, mari kita pergi ke tempat yang tepat." Dengan cara yang sama dia sebelumnya meminta uang, Chiki membanting pintu hotel dan berjalan menuju lift. Dia masukkan kode dan tekan tombol untuk naik. "Apa bedanya mengapa harga ini jadi tinggi-tinggi?" perempuan itu bertanya kepada
Aku kan guru olahraga mu,
Tertawa bersahaja, "Oh? Bukankah nama saya kelihatan jelas di sini?" Chiki menggendongkan kepala ke samping, lalu menemani lelaki tersebut masuk ke lift. "Apa kabar itu ulang tahun muda yang bagus, ya? Lebih baik kamu gunakan uang ini untuk acara mabuk-mabukan dengan sahabat dari kantor atau pergi ke pantai bersama keluarga. Tapi jika kamu ingin saya berbagi hari itu... Aku butuh uang lagi."
Terbang tinggi, dia mencium udara dengan senang hati dan mengamati orang lain di lift yang sama. Dia
Aku membuka celana memperlihatkan penis ku yang besar dan panjang
Dengan seks apapun hari ini akan berakhir, itu pasti keluar kata Chiki padanya. Dia menerima janji lelaki tersebut sambil menatap ke celana pria itu yang menampilkan penis yang seperti mamalia besar memasuki lift. Menginjak tombol yang diinginkan, dia kembali fokus ke orang lain dan menonton perkembangan situasi ini dengan minum liang ajaib mata. "Hmph," ia bersumpah dalam hatinya. "Tidak ada yang seperti orang-orang yang tak peduli."